Toko Oen
Toko Oen di Semarang telah berdiri sejak 1936, bangunannya barcat putih dengan kaca besar dan pintu kayu yang tinggi, model jendela dan atap melengkung tinggi meniru desain khas Eropa abad ke-19. Eksterior dan interior bangunan masih asli ditambah langit-langit yang tinggi dan digantungi lampu-lampu antik yang elegan. Beberapa perangkat kuno yang dipajang di restoran ini sangat menarik karena sangat antik, antara lain sebuah mesin kasir tua, jam kayu kuno besar, dan sebuah grand piano kuno berwarna hitam yang dulunya memang digunakan di toko itu. Aneka jenis makanan jadoel juga tersedia dalam toples kaca besar yang dipajang dengan menarik. Toko Oen terletak di Jl. Pemuda 52 Semarang.
Resto KoenoKoeni
Tema restoran “KoenoKoeni” adalah
tradisional Jawa. Selain penggunaan mebel-mebel antik berbahan kayu, di
beberapa sudut terpajang display koleksi barang antik koleksi pemilik
restoran yang juga owner perusahaan jamu Sido Muncul. Beberapa
kelompok koleksi yang cukup menonjol antara koleksi Vespa, kamera kuno,
mesin tik, setrika arang, radio, panci, ceret dan gelas berbahan seng.
Untuk menu makanannya, Restoran Koenokoeni yang terletak di Jalan
Tabanan No 4 Semarang ini menyediakan pilihan menu ala Jawa dan Barat.
Ikan Bakar Cianjur – Kota Lama
Ada dua Restoran Ikan Bakar Cianjur
(IBC) di Semarang, yakni di Jl Letjen Suprapto No 19 Semarang, telp 024
356 2333 dan Jl Teuku Umar No 8 Semarang telp 024 8503399. IBC Kota Lama
memiliki keunikan sebagai resto bernuansa tempo doeloe karena memang
menempati bangunan kuno di kawasan kota lama Semarang. Eksterior tetap
dipertahankan sebagaimana aslinya, sedangkan interiornya dilengkapi
dengan aneka koleksi barang antik seperti piring-piring porselin,
perabot rumahtangga antik, juga foto-foto dan lukisan yang menggambarkan
Kota Semarang jaman dahulu. Aneka olahan ikan tawar dan ikan laut
tersedia di Resto IBC dengan penyajian dan bumbu khas Cianjur/Sunda.
Rekan kontributor Uniek Kasgarwanti telah menuliskan artikel
mengenai IBC Kota Lama di sini.
Noeri’s Cafe
Noeri’s Cafe adalah sebuah cafe yang
relatif baru (dibuka tahun 2013) dari sebuah gudang di Jalan Nuri No. 6
(Kota Lama) Semarang. Meskipun demikian yang menjadikan cafe
ini menarik untuk dikunjungi adalah penataan dan koleksi barang antiknya
yang hampir memenuhi semua sudut cafe. Deretan radio kuno, lemari penuh
dengan kamera jadoel, aneka poster jaman baheula di setiap sisi
dinding, ditunjang meja, kursi, bufet dan almari kayu yang menambah
keunikan cafe. Kekayaan koleksi barang antik ini mengundang banyak
komunitas memanfaatkan properti cafe sebagai obyek foto.
Resto Pesta Keboen
Pesta Keboen didirikan tahun 2000 dengan
konsep restoran jaman kolonial. Dekorasi ruangan dihiasi puluhan foto
sebelum jaman kemerdekaan hingga masa-masa pembangunan yang
menggambarkan sejarah Kota Semarang. Di beberapa sudut diletakkan
koleksi barang antik yang masih nampak bagus dan terawat serta dipajang
secara artistik. Para tamu diajak menikmati nuansa tempo doeloe dengan
pelayanan yang ramah dipadu dengan sajian menu unik yang menggunakan
nama tempat khas di Kota Semarang, seperti Sop Djagoeng Pasar Langgar,
Sop Boentoet Pasar Johar, Nasi Oedoek Ayam Djembatan Merah, dll. Pesta
Keboen Resto terletak di Jl Veteran 29 Semarang dengan nomor telepon
024-8310620 dan 8453737.
Goodfellas Resto
Goodfellas Bar & Resto yang
berada Jl Gajah Mungkur Selatan No 11 Semarang 50237, telepon: 024
8504514 baru dibuka Maret 2015. Meskipun demikian dengan memanfaatkan
bangunan karya arsitek Thomas Karsten, dengan penataan interior
berkonsep kolonial, Goodfellas langsung menarik minat pengunjung. Desain
ruangan Eropa memang sengaja dihadirkan supaya orang yang datang merasa
seperti di Eropa. Nama-nama ruangannya pun menggunakan istilah-istilah
kolonial. Sasaran nonsumen yang dituju, adalah anak muda dan kalangan
eksekutif di Kota Semarang. Adapun pilihan menu makanan GoodFellas
adalah menu fusion dari western dan asian food.
Tahu Pong Perempatan Depok
Tahu Pong Perempatan Depok termasuk
waroeng jadoel, bermula dari usaha jualan Bapak Ridwan Sunyoto dengan
gerobak berkeliling kampung sejak sekitar tahun 1945, kemudian mulai
mendirikan warung sejak tahun 1950 di perempatan Jalan Depok Semarang.
Sampai saat ini masih bertahan memilih sebagai usaha kakilima (bongkar
pasang tenda). Beberapa varian tahu pong yang merupakan kuliner khas
Semarang tersedia di warung ini seperti tahu pong gimbal, tahu pong
emplek, tahu kopyok telur, dll.
Selain warung tahu pong di perempatan Jalan Depok ini, ada pula yang
sama legendarisnya dan berada di Jalan Gajahmada sebagaimana ditulis
oleh kontributor.
Sate dan Gule Kambing “29”
Sate Kambing dirintis oleh keluarga dari
Yap Pak Yoe (alm) sejak tahun 1945 yang kemudian diteruskan oleh
anaknya, Tjandra Wibowo. Rumah makan ini sudah terkenal sebagai penyaji
sate enak selama empat dasawarsa. Sebagian besar karyawan warung sudah
menjadi pelayan di sini selama belasan tahun, sehingga bisalah dikatakan
pakar sate dan olehan daging kambing. Berbagai macam jenis masakan
berbahan dasar kambing yang tersedia di sini, seperti sate daging, sate
ati, sate buntel, gule, tengkleng, juga tersedia sate jeroan kambing
(sumsum, otak/olor, torpedo) bagi yang gemar jeroan. Sate dan Gule
Kambing “29” terletak di Jl, Letjen Suprapto 29, di seberang Gereja
Blenduk, Semarang. Sedangkan cabangnya berada di Jalan Teuku Umar.
Soto Bangkong
Soto Bangkong adalah salah satu dari
rumah makan di Semarang yang menyajikan Soto sebagai menu utamanya. Nama
Bangkong diambil dari nama tempat dimana rumah makan ini didirikan
untuk pertama kali yaitu di perempatan Jl. A. Yani, Jl. MT Haryono dan
Jl. Brigjen Katamso yang biasa disebut Bangkong. Soto Bangkong berdiri
sejak tahun 1950, berawal dari perjuangan selama sepuluh tahun lebih Pak
Sholeh Soekarno (96 tahun) berjualan soto pikul. Sejauh sekitar lima
kilometer berjalan kaki memikul angkring bambu, dari Pasar
Langgar hingga Pasar Peterongan pulang-pergi. Soto Bangkong di Semarang
dapat dinikmati di Jl. A. Yani, Jl. MT Haryono dan Jl. Brigjen Katamso.
Loenpia “Mbak Lien”
Dari sekian banyak penjual lumpia (atau
lunpia) di Semarang, “Lumpia Mbak Lien” termasuk yang legendaris, karena
Mbak Lien alias Siem Siok Lien sudah merupakan generasi keempat. Mbak
Lien meneruskan kios almarhum ayahnya, Siem Swie Hie, yang merupakan
abang dari Siem Swie Kiem, di Jalan Pemuda (mulut Gang Grajen) sambil
membuka dua cabang di Jalan Pandanaran. Kios lunpia Mbak Lien yang di
Jl. Pemuda Gang Grajen selain menyediakan lunpia untuk dibawa pulang
juga dapat dinikmati di kiosnya yang masih bernuansa kolonial dengan
kusen pintu dan jendela yang besar dan lantai ubin klasik.
Kekhasan lumpia Mbak Lien ini adalah
isinya yang ditambahi racikan daging ayam kampung. Ketika awal mula
meneruskan usaha almarhum ayahnya, Mbak Lien membuat tiga macam lumpia,
yaitu lumpia isi udang, lumpia isi ayam (untuk yang alergi udang), dan
lumpia spesial berisi campuran udang serta ayam. Tetapi, karena merasa
kerepotan dan apalagi kebanyakan pembeli suka yang spesial, sekarang
Mbak Lien hanya membuat satu macam saja, yaitu lumpia istimewa dengan
isi rebung dicampur udang dan ayam.
Aulianinda Prakasita / 09 / XI IPS 4 SMAN 8 SEMARANG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar